Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

Eva Arnaz Biografi

Eva Arnaz Terlahir dari keluarga pedagang dengan nama Eva Yanthi Arnaz, 14 Juli 1958 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Adalah aktris Indonesia yang sangat populer di era 70-80an. Sejak kecil Eva telah menyukai dunia model. Hal itulah yang mendorong Eva untuk mengikuti kontes "Abang None Jakarta" pada tahun 1976, dan ia pun berhasil meraih juara dua "None Jakarta" kala itu. Prestasi itulah yang mengantarnya menjadi bintang film. Debut filmya adalah Duo Kribo (1977) arahan Eduard Pesta Sirait dan Eva berpasangan dengan Achmad Albar. Film ini mengisahkan persaingan dua rocker berambut kribo di blantika musik Indonesia sekitar tahun 1970-an. Yaitu Achmad (Achmad Albar) dan Ucok (Ucok Harahap). Ketika keduanya sudah berada di puncak kejayaan masing-masing sebagai superstar, sang produser rekaman dengan bantuan Monalisa (Eva Arnaz) berinisiatif mendamaikan keduanya. Dan terciptalah konser bersama antara Achmad dan Ucok, dua rocker berambut kribo, sebagai Duo K

Suami - Beratnya Beban Tanggungjawab Yang Dipikulnya.

Saya terima nikahnya.... binti.... dengan mas kawin......di bayar tunai....”. Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna “perjanjian atau ikrar” tersebut? Itu tersurat. Tetapi apa pula yang tersirat? Yang tersirat ialah : Artinya: ”Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia (perempuan yang ia jadikan istri) dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah dia lakukan. Dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dgn si dia (perempuan yang ia jadikan istri), aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung. Serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku”. Juga sadar, sekiranya aku gagal dan aku lepas tangan dalam menunaikan tanggung jawab, maka aku fasik, dan aku tahu bahwa nerakalah tempatku kerana akhirnya isteri dan anak-anakku yg akan menarik aku masuk kedalam Neraka Jahanam. Dan malaikat Malik akan melibas aku hingga pecah hancur badanku. Akad nikah ini bukan saja perjanjian aku dengan si isteri dan si ibu bapa isteri, tetapi ini

Advent Bangun Biografi - Dari Atlet Karate Hingga Aktor Laga

Advent Bangun atau yang akrab dipanggil Johni adalah aktor Indonesia yang acapkali berperan dalam film-film laga pada dekade 1980an. Namanya sejajar dengan pemain laga lainnya seperti Barry Prima, George Rudy, Johan Saimima dan Ratno Timoer. Biografi Terlahir dengan nama Thomas Advent Perangin-angin Bangun, di Kabanjahe, Sumatera Utara, 12 Oktober 1952. Sejak kecil mendapatkan didikan keras dari ayahnya (M.P. Bangun) yang seorang jaksa sangat ketat menanamkan nilai-nilai disiplin dan kejujuran. KARATE Pada tahun 1968, anak kedelapan dari delapan saudara itu menginjakkan kakinya di pelabuhan Tanjung Priok bersama seorang kakak perempuannya. Mereka berdua didatangi sekitar 30 orang pelaut yang mencoba menggoda kakaknya yang membuat darah Advent mendidih. Ia marah, tapi apalah daya, ia malah babak belur dikeroyok gerombolan Pelaut itu. Timbullah dendam di dada Advent Bangun. Ia pun bertekad akan membela siapa pun yang lemah. Tidak akan ia biarkan orang lain diganggu di h

Barry Prima Biography - Secuil Kisah di Kancah Perfilman Indonesia

BARRY PRIMA BIOGRAFI Generasi 80-an pasti tak asing dengan aktor laga yang satu ini. Lahir di Bandung, 31 Oktober 1955 dengan nama Hubertus Knoch Anak ke-enam dari sepuluh bersaudara Ayahnya seorang dokter dari Belanda dan ibu Indonesia Awal karirnya di dunia film dimulai pada tahun 1978 dengan membintangi film produksi Rapi Film yang berjudul Primitif (1978) bersama Enny Haryono. Sebuah film yang menceritakan tentang tiga mahasiswa Etnologi dan Antropologi yang penuh ambisi untuk mengadakan penyelidikan ke daerah pedalaman. Yang kemudian mereka terjebak di belantara hutan rimba bersama sekelompok suku kanibal. Setelah film tersebut, namanya semakin di kenal. Hingga Sang Bos Rapi Film, Gope T. Samtani merubah namanya menjadi  "BARRY PRIMA" Gope T. Samtani Kemudian film kedua adalah Special Silencers (1979) bersama Eva Arnaz. Film ini dirilis perdana pada tahun 1979 di pasar internasional dan mendapat sambutan cukup memuaskan,  hingg